Rumahtangga Bahagia, Hingga Bercinta Sampai ke Syurga
Thursday, March 25, 2010
Perpecahan rumahtangga bukan perkara asing di Malaysia, artis bercerai di sana sini, isu sumbang mahram, pelacuran, kes dera anak, kes bunuh diri kerana di tinggalkan suami, dan bermacam-macam lagi. Beginilah kesan rumah tangga apabila rumahtangga tidak dibina dengan rumatangga muslim.
Satu artikel yang saya petik dari blog Ust Yusuf Embong berkaitan tentang isu rumahtangga.
Jom kita baca yang dituliskan oleh Ustaz Fathi Yakan tentang "tanggungjawab membina rumatangga , tanggung di dunia, jawab di akhirat(tanggungjawab).
Menerima Islam memberikan kita kewajipan utk memiliki satu risalah dalam hidup ini dgn cara hidup menurut risalah tersebut sehingga kita semua betul-betul menjadi Muslim baik dalam segi aqidah, ibadah, mahupun akhlaq. Dengan Pengakuan terhadap Islam bererti kita harus bekerja keras di lingkungan kita dalam semua level, dari keluarga sampai negara, dan bahkan ke segenap ummat manusia karena Islam diturunkan kepada semua manusia. Kita tidak cukup dgn hanya menyatakan saja bahwa kita menganut Islam dan mematuhinya tanpa menghiraukan orang-orang di sekeliling kita. Kita seharusnya memiliki rasa tanggungjawab kepada orang lain, menyeru dan menasihati mereka.
Rasulullah SAW telah bersabda: "Barang siapa yg tidur dan tidak mengambil beban urusan orang-orang Islam maka dia bukan termasuk golongan mereka."
(HR al-Baihaqi)
Bertolak dari keadaan ini, kita memiliki tanggungjawab baru, yaitu tanggungjawab untuk:
-menegakkan sebuah masyarakat Islam
-menyampaikan Islam kepada masyarakat
Langkah pertama yg sesuai dgn tabiat Islam adalah membentuk rumahtangga kita supaya menjadi rumah tangga yg Islami. Kita bertanggung jawab utk menegakkan Islam di dalam kelurga, yg merupakan masyarakat kecil ini. Kita bertanggungjawab utk menyampaikan ajaran Islam kepada keluarga kita, pasangan hidup kita, anak-anak kita, serta kerabat dan handai taulan. Inilah cara yg diikuti oleh Rasulullah SAW dalam permulaan dakwah beliau.
Firman Allah yg bermaksud:
"Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di'azab. Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman."
(QS 26:213-215)
Oleh sebab itu, tugas yg secara langsung dipikul oleh setiap Muslim setelah bertanggungjawab kepada dirinya adalah tanggung jawab kepada keluarga, rumah, dan anak-anaknya.
Firman Allah yg bermaksud:
"Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yg kasar, yg keras, yg tidak mendurhakai Allah terhadap apapun yg diperintahkan-Nya."
(QS 66:6)
TANGGUNGJAWAB SEBELUM BERUMAHTANGGA
Utk menolong kita didalam usaha-usaha membina rumah tangga yg Islami, Islam telah memberikan petunjuk kepada kita. Diantaranya adalah:
SATU: Pernikahan kita haruslah karena Allah. Yaitu bertujuan utk:
-membina sebuah rumah tangga yg Islami
-melahirkan keturunan yg soleh
-membina keluarga yg sanggup memikul amanah dan dapat melaksanakan kewujudan hidayah Allah sehingga hidayah tersebut akan terus berlanjutan.
DUA: Pernikahan ditujukan untuk menjaga pandangan & kehormatan kita sehingga kita betul-betul bertakwa kepada Allah. Rasulullah SAW telah bersabda:
"Allah berhak menolong tiga golongan: orang yg berjihad di jalan Allah, hamba mukatab yg ingin membayar harga tebusannya, dan orang yg menikah dgn tujuan utk dapat memelihara kehormatan dirinya." (HR Tirmidhi, Ibn Hibban, dan Al-Hakim).
Sabda Rasulullah SAW yg lain:
"Barang siapa yg menikah bererti dia telah menyempurnakan sebahagian agamanya, maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah yg merupakan sebahagian lainnya lagi."
(HR al-Baihaqi)
TIGA: Kita haruslah bijak dalam memilih pasangan hidup yg akan menjadi teman hidup kita yg diharapkan dapat seiring dan sejalan. Ini memerlukan usaha yg sungguh-sungguh. Rasulullah SAW telah bersabda:
"Pilihlah (yg terbaik) utk keturunanmu karena (kegagalan dari) satu generasi akan menuju kepada krisis." (HR Ibnu Majah dan Abu Mansur)
EMPAT: Kita hendaklah memilih pasangan hidup yg memiliki akhlak yg baik & berpegang teguh kepada agama, jadi kekayaan dan wajah bukanlah ukuran utama.
Sabda Rasulullah SAW:
"Janganlah kamu menikahi wanita kerana kecantikannya; boleh jadi kecantikannya itu akan membuat mereka hina. Janganlah kamu menikahi wanita kerana hartanya; boleh jadi hartanya itu akan membuat mereka zalim. Tapi nikahilah mereka kerana agamanya. Wanita hamba sahaya yg tuli namun beragama adalah lebih baik."
(HR Ibnu Majah)
"Siapa yg menikahi wanita kerana ketinggian kedudukannya, pernikahan itu tidak akan membawa sesuatu kepadanya kecuali kehinaan. Barangsiapa menikahi wanita kerana hartanya maka itu tidak akan menambah sesuatu kepdanya kecuali kemiskinan. Barangsiapa yg menikahi wanita kerana keturunannya, perkawinan itu tdk akan menambah sesuatu kepadanya kecuali hina dina. Dan barang siapa yg menikahi wanita dg tujuan agar dapat menahan pandangannya, memelihara kehormatannya atau menghubungkan silaturahim, Allah akan memberikan berkah kepadanya bersama wanita itu dan memberikan berkah kepada wanita itu bersamanya." (HR Abu Nuaim)
TANGGUNGJAWAB SEMASA BERUMAHTANGGA
Pemilihan isteri yg baik tidaklah melepaskan kita dari tanggungjawab terhadapnya setelah kita bernikah. Malahan, tanggung jawab yg utama dimulai "right at the first moment" setelah pernikahan. Beberapa tanggung jawab itu diantaranya:
SATU: Kita harus selalu bersikap baik terhadap isteri dan bergaul dgn nya dgn pergaulan yg mesra. Dgn cara ini diharapkan akan tumbuh rasa saling percaya di antara kita dan pasangan hidup kita.
Sabda Rasulullah SAW:
"Orang yg terbaik diantara kalian adalah orang yg paling berlaku baik terhadap isterinya dan akulah yg terbaik (diantara kalian) terhadap keluargaku."
(HR Tirmidzi)
Kita juga harus melaksanakan sabda Rasulullah SAW:
"Mukmin yg paling sempurna imannya adalah mukmin yg paling baik akhlaknya dan mukmin yg paling lemah lembut terhadap isterinya."
(HR Tirmidzi)
DUA: Hubungan kita dg isteri tidaklah terbatas pada hubungan syahwat saja. Hubungan kita dgn isteri seharusnya boleh mewujudkan kesamaan pemahaman. Pasangan Muslim seharusnya spend time utk bersama-sama membaca, beribadah, mengurusi pekerjaan rumah tangga, dan bercengkrama (bersenda gurau). Dalam masalah ibadah Allah telah berfirman yg bermaksud:
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan solat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yg memberi rezki kepadamu. Dan akibat yg baik itu adalah orang-orang yg bertakwa."
(QS 20:132)
"Dan ia menyuruh ahlinya utk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia
adalah seorang yg diredhai di sisi Tuhannya."
(QS 19:55)
Dalam hal hubungan yg mesra dgn isteri, kita tahu bahwa Rasulullah s.a.w. biasa mengajak isteri beliau, Aisha r.a, utk berlumba lari. Rasulullah s.a.w pun biasa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah (membantu meringankan isteri beliau), bahkan dgn menjahit sepatu.
TIGA: Hubungan kita dgn isteri haruslah dalam batas syariah Islam. Kita tidak boleh melanggar syariah Islam, menjatuhkan nama Islam, atau melanggar hal-hal yg diharamkan oleh Allah. Sabda Rasulullah s.a.w.:
"Celakalah lelaki yg menjadi hamba istrinya." (Al-Firdausi)
TANGGUNGJAWAB BERSAMA MENDIDIK ANAK
Sesungguhnya, keberhasilan dalam memilih pasangan yg soleh/solehah dan keberhasilan dalam pernikahan sesuai dgn Islam akan banyak menolong dalam usaha-usaha mendidik anak dgn tarbiyah Islamiyah yg diharapkan. Kegagalan dalam membina rumah tangga menurut cara yg Islami dan kesalahan memilih pasangan hidup boleh menyebabkan keruntuhan dan berlakunya keburukan yg menguasai keluarga secara keseluruhan. Pertengkaran yg terjadi dalam kehidupan suami isteri secara langsung mempengaruhi pendidikan dan kejiwaan anak. Karena itu, tanggung jawab kita yg pertama dalam pendidikan anak-anak kita adalah membangunkan pernikahan yg Islami (seperti yg ditunjukkan oleh Islam).
Pada hakikatnya hasil yg diharapkan dari terbinanya sebuah rumah tangga Islam adalah terwujudnya satu generasi yg soleh, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah yg bermaksud:
"Dan orang-orang yg berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertakwa."
(QS 25:74)
Anak-anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tak berdosa). Bila anak kita mendapatkan tarbiyah yg baik dia akan menjadi anak yg soleh. Namun bila anak dibesarkan di tengah-tengah ibu bapa yg sering bertengkar atau ibu bapa yg keluar dari landasan Islam, anak itu akan demikian juga.
Rasulullah SAW telah bersabda:
"Anak-anak itu lahir dalam keadaan fitrah, adalah ibu bapaknya yg menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, Islam sangat menekankan (dgn sangat serius) tentang pendidikan atau tarbiyah anak sehingga anak-anak kita memperolehi pendidikan yg baik. Islam mengharapkan agar segala norma dan suasana diciptakan utk melaksanakan tarbiyah yg baik itu. Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
"Mendidik anak itu lebih baik daripada bersedekah secupak." (HR Thirmidzy).
Dalam sabda-sabda beliau yg lain:
"Tiada pemberian seorang bapak terhadap anak-anaknya yg lebih baik daripada (pendidikan) yg baik dan adab yg mulia." (HR At-Tirmidzy)
"Berlaku baiklah terhadap anak-anakmu dan ajarkanlah mereka adab yg baik"
(HR Ibn Majah)
"Bila seorang meninggal, terputuslah semua amalannya kecuali tiga perkara: amal jariah, ilmu yg bermanfaat, dan anak yg soleh yg berdoa untuknya." (HR Muslim)
Sumber : Maza Yakni Intima'i lil Islam
oleh : Ustaz Fathi Yakan.Berikut saya bawakan sebuah dilema rumatangga....
0 comments:
Post a Comment